Siang
itu bersama 30 mahasiswa lainnya dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang mengambil
Mata kuliah Keredaksian untuk Program studi (Prodi) Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni (FBS) mengikuti kuliah lapangan di Singgalang, Kamis (20/11).
Singgalang merupakan surat kabar (koran) harian umum independen, media Sumatera
Barat yang dikirim untuk nasional. Jadi penikmat Koran Singgalang tidak hanya
masyarakat Sumatera Barat, tetapi juga nasional. Terletak di Jalan Veteran
No.17, Padang.
Kunjungan
ke media lokal Sumatera Barat ini bertujuan untuk mengajak langsung Mahasiswa
Prodi Sastra Indonesia terjun ke dapur redaksi suatu media. Agar mahasiswa
tidak hanya mendapatkan teori di perkuliahan, tetapi juga langsung melihat
praktek nyata di lapangan. Bagaimana suatu media mengolah berita hingga layak
dikonsumsi oleh bersama.Novrizal, M.Pd., selaku dosen yang mengampuh Mata
Kuliah Keredaksian ini mengatakan untuk mengetahui bagaimana keredaksian suatu
surat kabar, maka mahasiswa dibawa langsung mengunjungi media lokal ini. Walau
saat itu demo besar-besaran mengenai kenaiakn BBM tengah terrjadi dan
mengakibatkan kemacetan, tetapi tak mengurungkan niat untuk tetap melakukan
kuliah lapangan ini.
Setelah
sampai di Kantor Singgalang, kami pun dibawa ke Rattan Room untuk mengadakan diskusi seputar keredaksian disana. Terdapat
tiga orang karyawan Singgalangyang memberikan materi untuk Mahasiswa Sastra
Indonesia. Di antaranya: A.R. Rizal selaku Koordinator Mingguan sekaliguspenanggung
jawab Rubrik Sastra, Lenggogeni Redaktur penganggung jawab rubrik remaja, dan
Eriandi Redaktur. Ketiga pembicara tersebut adalah redaktur yang sering
berhubungan dengan rubrik-rubrik yang disediakan untuk ditulis mahasiswa.
Pemateri,
Koordinator Mingguan sekaligus penanggung jawab Rubrik Sastra, Arizal
menjelaskan bagaimana pengelolaan suatu berita hingga dinyatakan layak untuk dicetak.
Mulai dari rapat redaksi (perencanaan berita), kemudian koordinator liputan
memberikan pertanggungjawaban ke repoter, setelah itu masuk newsroom, rapat evaluasi berita, editing redaktur, layout, dan terakhir cetak.
Cara
kerjanya mula-mula reporter menerima penugasan liputan dari koordinator
liputan. Jenis liputan itu ada yang direncanakan dan ada kejadian yang
isidentil atau langsung. Reporter mencari berita dan masih dalam bentuk mentah,
kemudian diketik dan dikiriman ke redaktur. Setelah itu berita itu masuk ke newsroom. Kemudian berita yang
dikirimkan reporter diolah oleh redaktur.Setelah diolah diadakan rapat
evaluasi.Redakturmengevaluasi berita-berita yang masuk hari itu, biasanya rapat
evaluasi ini diadakan sore hari. Jadi dalam rapat itu akan ditentukan mana yang
headline, atau berita yang perlu
ditambah, baik informasinya maupun narasumbernya.
Arizal
juga menambahkan keutamaan dari media cetak adalah mengola berita yang
menjadikan informasi itu bernilai. Point
of newsadalah impact, konflik,
humanisme, aktual, kedekatan, unik, dan tragedi.
Banyak
hal yang didapatkan mahasiswasaat melakukan kunjungan kuliah lapangan ini.
Seperti mengetahui bagaimana cara mengola berita, proses pembuatan berita,
layouter sedang melayout berita yang akan dicetak, sampai kepada mesin
percetakkan yang digunakan untuk menghasilkan koran. Mahasiswa belajar
bagaimmana rutinitas yang dilakukan disuatu media.
Tidak
hanya mencari dan menulis berita saja. Sama dengan media pada umumnya,
Singgalang juga menerima tulisan dari luar. Ada rubrik khusus yang bisadiisi
oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswa yang mengikuti kuliah lapangan ini pernah
diterbitkan tulisannyadi Singgalang. Pembicara juga memberikan trik untuk
tulisan yang biasanya bisa diterbitkan, antara lain: sesuatu yangsedang booming atau hangat-hangatnya terjadi di
kampus, dan disesuaikan dengan karakter yangtelahditentukan.
Setelah
dijelaskan mengenai keredaksian di Koran Singgalang, kemudian kamipun diajak
berkeliling untuk melihat ruangan reporter mengetik hasil beritanya, lalu ke
ruang layouter memasukkan bahan yang akan di layoutnya danmelihat bagaimana
mesin cetak yang besar untuk mencetak koran tersebut.
Setelah
puas berkeliling Singgalang, berfoto di depan lobi kantor tak luput untuk
mengabadikan momen ini. Banyak hal yang dapat kami jadikan pelajaran pada
kuliah lapangan kali ini. Kami dapat mengetahui bagaimana suatu berita mentah
yang kemudian diolah menjadi berita layak dibaca oleh kalangan masyarakat.
Belajar bagaimana suatu berita harus memenuhi unsur 5W+1H yang sering kami
jumpai ketika teori. Bagaimana deadline
itu harga mati yang tidak bisa ditawar oleh seorang reporter. Dalam benak
rekan-rekan saya yang lain, mungkin telah tertanam makna lain yang ditanggap
ketika kunjungan itu. Tetapi dalam hati saya telah terpatri ingin menjadi salah
satu bagian dari dunia juranlistik, setidaknya ilmu yang salah dapatkan ini
bisa saya terapkan sendiri dalam tulisan kali ini.