Rabu, 04 Mei 2016

Ada Cerita di Pulau Pasumpahan: Disambut Tenaga Endogen#Ini Pesiarku


Dipublish di Hipwee, 13 April 2016
Belum menjelajahi Sumatra Barat (Sumbar) tentulah bukan seorang backpacker sejati. Kompleks, begitulah jika membahas tentang Sumbar yang memiliki paket wisata lengkap. Mulai dari kuliner, budaya, adat istiadat, hingga pemandangan alamnya yang menyegarkan mata. Bahkan tidak tanggung-tanggung, ternyata Sumbar juga memiliki wisata bahari yang mengagumkan. Salah satunya adalah Pulau Pasumpahan. 
Banyak yang Tak Menyadari, Sumbar Memiliki Aset Keindahan
            Pulau Pasumpahan, terletak di perairan Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar. Jika selama ini mencicipi kuliner dan melihat langsung Batu Malin Kundang adalah destinasi pelanjong, maka pulau ini akan ditambahkan ke dalam daftar destinasimu.
Kamu Tak Harus ke Luar Negeri untuk Menikmati Semua
            Jika memasuki pulau ini, lepaskan saja alas kakimu karena sepanjang pulau hanya ada pasir putih yang menggoda. Hembusan angin di antara sela-sela pohon kelapa akan semakin memabukkan. Ditambah lagi deburan ombak kecil yang terdengar syahdu. Saat matamu memandang ke tepian pantai, kamu akan disambut oleh pulau-pulau lain. Seakan kamu dikepung oleh pulau. Sebelah kiri ada Pulau Setan Kecil dan kanan Pualu Sikua. Tak hanya itu, dibelakangmu ada sebuah bukit. Tak puas hanya memandang dari bibir pantai, kamu bisa mendaki bukit tersebut dan melihat keelokan alam dari atas sana. Memang butuh tenaga ekstra untuk mencapai puncaknya, karena jalannya yang sedikit terjal. Namun yakinlah, kepenatanmu akan terlupakan jika telah sampai di atas. Setelah puas mengagumi keindahan alam dari atas, kamu bisa menyelam dan melihat terumbu karang yang masih terjaga. Tentunya juga dikeliling oleh nimo-nimo kecil. 
Mendirikan Tenda di Sini Juga Oke lho
            Bagi kamu yang suka berbaur dengan alam, cobalah untuk bermalam di pulau ini. Kamu akan merasakan bagaimana kehidupan yang sebenar-benar hidup. Apalagi untukmu yang tinggal di kota besar, semakin hari semakin digeruti polusi, tentunya bintang enggan untuk mengedipmu di sana. Maka ambilnya waktu sejenak untuk merebahkan badan dan memandang ribuan bintang. Sumpah, langit berbintang itu akan membuat jatuh cinta.
Bagi yang Hobi Masak, Ayo Praktikan Kemampuan Memasukmu
            Dengan bahan dan alat seadanya, masakanmu tak akan dihina di sini. Percayalah, semua akan disantap ludes karena perut akan sangat keroncongan setelah beranang.
Sensasi Berbeda Saat Getaran Itu Datang
Kini saatnya kamu mendengarkan pengalaman pertama saya berjumpa dengan Pulau Pasumpahan. Eiitts, jangan salah ya, poin-poin di atas adalah rangkuman perasaan dan pendapat saya tentang Pulau Pasumpahan. Sebelumnya, saya berharap rekan-rekan dapat memetik hikmahnya. Aamiin.

            Ini bukanlah pendaratan kaki saya yang pertama di pulau. Pulau Pasumpahan merupakan pulau keempat yang saya kunjungi, selain Pulau Pisang, Setan, dan Cubadak.

            Ide untuk menginjakkan kaki di pulau itu adalah untuk membayar kepenatan pikiran saya. Setelah mempertanggungjawabkan skripsi dihadapan penguji dan dinyatakan berhasil menyandang gelar Sarjana Sastra, saya dan teman berencana merayakan hari tersebut. Sama-sama menyukai perjalanan dan alam membuat kami memutuskan untuk mengunjungi Pulau Pasumpahan.

            Sore hari sesampainya di sana, kami langsung mendirikan tenda dan memasak untuk mengganjal perut yang telah berdendang. Sebelum makan, saya memutuskan untuk membersihkan badan sekaligus mandi. Pada saat itulah getaran yang disebabkan oleh tenaga endogen terjadi.

            Yaap, hari itu, Rabu, 2 Maret 2016. Bagi yang mengikuti berita, apalagi merasakan langsung, tentunya tahu apa yang terjadi. Gempa bumi berkekuatan 7.8 skala ricther mengunjang Mentawai, Sumbar. Karena terlalu asyik menikmati guyuran air, saya tidak merasakan getaran itu.

            Namun, ketika di luar saya terkejut melihat orang-orang membongkar tenda mereka dan tergesa-gesa mengemasi barang-barang. Detik itu juga saya sadar, ada sesuatu yang mengancam nyawa kami. Yah, tidak lama setelah gempa, peringatan tsunami pun diumumkan.

            Di sana memang tidak ada terdengar alarm tsunami, tidak ada listrik, apalagi internet. Namun kecanggihan teknologi mengakibatkan isu tersebut cepat menyebar, bahkan sampai ke telinga kami melalui saluran telepon genggam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar