Senin, 18 April 2016

Suatu Syukur dan Terima Kasih


                                                                                                                             Senin, 18 April 2016
Jika diibaratnya pernikahan, sidang kelulusan laksana ijab kabul sedangkan prosesi wisuda selayaknya walimah.





"Wici Elvinda Rahmaddina, S.S., IPK 3 koma (ngiiiiing), Yudisium dengan Pujian," sorak Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada saat penyerahan ijazah wisudawan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu, 12 Maret 2016. 
***
Saat sidang komprehensif saya berhasil mempertahankan dan memperjuangkan skripsi dengan judul Kategori, Struktur, dan Fungsi Sosial Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan tentang Alam Gaib dan Terciptanya Alam Semesta dan Dunia Masyarakat Kenagarian Sianok Anam Suku Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam di hadapan penguji, Senin, 25 Januari 2016. Akhirnya, saya dikukuhkan menjadi Sarjana Sastra Indonesia. Perjuangan selama di Kampus Kuning terselesai sesuai dengan misi saya dulu. Tiga setengah tahun tercapai. 11 Juli 2012 sampai 25 Januari 2016
Dikutip dari kata pengantar skripsi.
Suatu syukur yang tidak terkira bagi penulis telah diberi amanah menjadi salah satu dari mahasiswa yang dipilih untuk mengikuti penelitian payung yang dilakukan oleh dosen. Penelitian ini berada langsung di bawah bimbingan dosen yang meneliti dengan judul sama, namun dengan wilayah penelitian yang lebih luas. Sejalan dengan itu, mahasiswa juga langsung menggarap tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana.
Hal ini bermula dari mata kuliah Metode Penelitian Kesusastraan yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Hasanuddin WS, M.Hum.. Pada awal perkuliahan, dosen telah menyampaikan bahwasannya proposal mahasiswa yang paling baik dan terlengkap nantinya akan dipilih untuk ikut dalam penelitian bersama beliau, dengan anggota tim, Ibu Dr. Novia Juita, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Sastra Indnoseia FBS UNP dan Bapak Dr. Ngusman Abdul Manaf, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBS UNP. Dari empat kelas yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Hasanuddin WS, M.Hum. tersebut, dipilihlah sembilan orang mahasiswa dengan proposal terbaik untuk mengikuti penelitian dosen dengan judul penelitian, "Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo".
Secara teknis, penelitian ini sama dengan penelitian skripsi pada umumnya. Hanya saja, penulis bersama delapan orang mahasiswa lainnya dibimbing secara bersama pada saat bimbingan dengan dosen pembimbing. Berbeda halnya dengan bimbingan skripsi pada umumnya yang dibimbing secara mandiri. Walau demikian dengan hasil dan daerah penelitian yang berbeda.

Dipercayai mengemban amanat yang berat mengakibatkan saya menjadi sangat realistis. Apa-apa selalu dikaitkan dengan skripsi. Hingga julukan study oriented di sekre semakin melekat. Nyatanya, tak seperti itu. Di perkuliahan saya sering mengerjakan tugas dengan SKS (Sistem Kebut Semalam). Tak ayal, pagi-pagi tugas baru rampung. Tak pernah belajar saat ujian. Hanya bermodal ingatan-ingatan yang tertinggal saat perkuliahan. Bahkan berkali-kali pergi kuliah saya tak mandi. Parah!!! Bagaimana mau mandi, tidur saja saya tidak. Bisa pingsan tubuh ini jika diguyuri air. Tapi untung tak ada yang sadar kalau tak mulut sendiri yang keceplosan. :D
Setidaknya saya tak pernah meninggalkan bangku perkuliahan. Saya tak pernah memanfaatkan jatah yang diberikan dosen kecuali untuk kegiatan yang mengharuskan saya pergi kesana kemari. Sesakit apa pun tubuh dan pikiran saya, jika saya masih sanggup berdiri saya pasti akan datang. walau hanya untuk memandangi dosen dengan pikiran kosong. Bagaimanapun, tujuan awal saya datang ke kota ini untuk kuliah. Tak sampai hati saya membayangkan orang tua di kampung. Dan memang setiap semester LHS saya tak pernah meleset. Walau di semester 2 pernah terjun 0.5, tapi alhamdulillah kembali meroket. :D
Hal itulah yang mengakibatkan status study oriented melekat pada saya. Bertambah dengan kesibukan untuk pulang balik penelitian di semester akhir. Membuat saya harus memilih mengutamakan kuliah dibandingkan yang lainnya. Pun, hobi saya jalan-jalan ditambah kepercayaan dari berbagai pihak untuk mengikuti acara ini dan itu sebagai perwakilan dari kampus atau organisasi bahkan provinsi. Dan berbagai masalah urgent lainnya yang menyangkut hidup dan mati saya sebagai mahasiswa.
Pertama, karena ulah sendiri dua telepon genggam saya berpindah tangan ke pencuri. Di sana segala rekaman penelitian bersarang. Pikiran tak panjang membuat saya menunda-nunda untuk memindahkan rekaman tersebut ke laptop. Hanya beberapa yang sempat saya salin. Beberapa lainnya belum saya sentuh. *Bayangkan betapa frustasinya saya. Tak peduli masalah benda yang hilang. Kalau ada rezeki bisa dibeli lagi. Walau saya tak enak hati karena itu pemberian Uda (kakak laki-laki) dari hasil keringat pertamanya. Lalu HP satunya lagi pemberian dari kekasih. Masalah terpenting adalah saya terpepet waktu. Hanya tersisa tiga hari, belum lagi untuk mengolah datanya. Bisa di "begal" saya jika bimbingan tak bawa apa-apa. Subuhnya saya langsung pulang. Orang tua tahu saya sangat tertekan dan tak tega menanyakan kronologinya. Saya langsung ditawarkan untuk beli HP baru. Tapi saya menolak dengan dalih ingin bertenang dulu. Tak sanggup saya meminta uang untuk pengeluaran tak terduga. Ternyata, rezeki datang dari pintu mana saja. Om (kakak tertua mama) mengirimi saya uang untuk beli HP setelah mendengar semua data penelitian saya hilang.
Kedua. Saat pergi refreshing pascacetak anak keempat (kalau tak salah ingat). Untuk suatu alasan, saya membawa Si Pingky (laptop) *sungguh warnanya bukan merah jambu melainkan hitam pekat* ke sekre. Setelah mengedit beberapa berita online dan me-acc-nya saya meninggalkannya di loker. Tak kuasa saya membawa benda berat itu untuk mendaki Gunung Padang. Paginya cuaca seperti mendukung agenda litbang. Namun, saat berada di ketinggian, seketika langit berubah. Mendung menguasainya. Seperti menyaksikan langit akan runtuh. Kilat menyambar-nyambar. Petir berderu-deru saling bersahutan. Hujan pun mengguyur Kota Padang selama enam jam dengan frekuensi lebat tiada henti. Kota Padang banjir saat itu. Pikiran saya was-was, "Lindungi Si Pingky, Ya Allah," mengingat loker saya terletak di bawah.
Akhirnya telepon masuk dari senior yang berada di sekre. "Wici, laptop Ci basah kuyup. Ganto banjir sampai ke Ruang Redaksi," tungkai saya lemah, tak sanggup memikirkan bagaimana nasibnya.
Sesampai di sekre, saya langsung memeluknya. Kasihan ia kedinginan. Ia segalanya bagi saya. Teman dari pagi, siang, malam hingga pagi lagi. Berkat ia, beban-beban dari dosen bisa saya tanggulangi. Karena ia, PJ-PJ di organisasi dapat saya tuntaskan. Dan karenanya, uang saku saya bisa bertambah.
Lalu saya menghubungi Uda. Esoknya saya serahkan padanya, setelah saya berikan penanganan dini sebisa saya. Tak lama berselang, Uda mengirimi saya pesan, "Wici, baterainya rusak harus dialiri listrik terus (di colok) agar hidup. Keyboard-nya tak bisa digunakan. Layarnya tergenang air. Dan hardisk­-nya tidak terbaca". Ah, itu yang paling saya takutkan. Jika hanya masalah beralih fungsi dari laptop ke komputer, saya masih bisa tabah. Kalau masalah keyboard, bisa disambungkan dengan keyboard komputer. Selagi masih kelihatan, tak masalah layarnya berpulau. Namun, jika tempat penyimpanannya yang bermasalah, bagaimana nasib masa depan saya? Semua data skripsi, mulai dari proposal hingga hasil penelitian hanya tersimpan di situ. Bahkan ia menyimpan segala tetek begek kehidupan saya.
Tak lama kemudian, kembali masuk pesan dari Uda. "Ici, hardisk-nya bisa terbaca. Sudah Uda backup ke hardisk Uda". Syukurlah saya bisa sedikit lega. Walau benda kesayangan saya telah habis masa kejayaannya dan digantikan dengan laptop tua Uda ini. Nanti suatu saat akan saya masukan ke rumah sakit agar ia sadar dari komanya. Secepatnya. Bagaimana pun  ia telah menemani hidup saya dalam suka maupun duka. T_T
Nyatanya, pada saat itu kos saya juga kebocoran karena tak sanggup menampung derasnya hujan.  Akibatnya kasur saya terendam. 
***
Itu hanya segelintir perjuangan saya untuk meraih gelar ini. Masih banyak kisah di belakang layar. Memang hasil sesuai dengan niat dan usaha si empunya. Saat ini, hanya rasa syukur kepada Allah Swt. yang meledak-ledak di hati. Akhirnya, pencapaian terbesar dalam hidup bisa saya persembahkan kepada orangtua, uda, dan orang-orang terkasih lainnya.
Walau saya tak sekeren Uda, yang bisa menghadiahi orangtua kursi khusus di depan sebagai wali dari wisudawan terbaik di Fakultas Teknik. Namun, orangtua tak pilih kasih. Mereka berkata, "Walau kami tak bisa sekolah tinggi, tapi kedua anak kami telah berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi. Tak bisa dipungkiri betapa bangganya kami," mereka paham betul untuk membuat saya tak berkecil hati saat saya meminta maaf tak bisa membanggakan layaknya Uda dulu.
Saatnya mengaplikasikan ilmu yang didapatkan. Kini giliran saya yang akan berusaha membanggakan orang tua. Insya Allah.
***
Tak bisa saya bendung rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ucapan terima kasih kepada semua. Tak kuasa saya ungkapan satu persatu nama orang-orang luar biasa yang menyentuh hidup saya. Orang-orang yang melecuti saya dengan semangat. Mereka yang membuat saya ingin memberikan yang terbaik. Membuat saya malu untuk mengatakan bahwa saya menyerah untuk melawan kemalasan. Bahkan, tak bisa saya pungkiri, untuk luka yang terpercik di hati, masih saja berjasa untuk menjadikan saya pribadi yang lebih kuat. Ingin rasanya menuliskan panjang-panjang di kata persembahan skripsi nama-nama mereka. Namun, selain di larang pihak kampus, saya juga tak sanggup untuk mencantum mereka semua. Teramat banyak. Mungkin akan lebih panjang dari pada skripsi saya. :D 
 
***
Sabtu, 12 Maret 2016 adalah kebahagiaan utuh bagi saya. Sebenarnya saya tak suka sebuah perayaan. Tak suka yang berlebihan. Apalagi saya enggan berada di keramaian. Terlepas dari itu semua, saat itulah saya bisa melihat wajah ceria dari orang-orang yang saya sayangi. Terima kasih atas kehadiran semuanya. *



Tidak ada komentar:

Posting Komentar